Saturday, 15 October 2016

PANGERAN DATU AHMAD "KERAMAT ISTANA "





Makam keramat Istana terletak di Kelurahan Karang Taruna, sekitar 7 Km sebelah selatan Kota Pelaihari Ibukota Kabupaten Tanah Laut.

Sebelum di pugar pada Tahun 1997 keadaan Makam tersebut boleh dikatakan sangat sederhana sekali, hampir tidak berbeda dengan makam – makam kebanyakan yang kurang terurus, walaupun sejak tahun delapan puluhan sudah ditetapkan sebagai Situs Bangunan Cagar Budaya Oleh Departemen Pendidikan dan kebudayaan, dalam hal ini Direktorat Perlindungan dan pembinaan Sejarah kepurbakalaan.

Siapa Pangeran Ahmad ?

Pangeran Ahmad yang sewaktu masih kecil bernama Gusti kacil, Beliau Adalah Putera seorang Raja Banjar yang memerintah di Keraton Martapura anatara Tahun 1778 – 1785. Kapan beliau dilahirkan masih belum jelas. Yang pasti ketika sang ayah Sultan Aminullah yang lebih di kenal dengan Nama Sultan Tahmidillah I Mangkat, Pangeran Ahmad dan kedua saudaranya Pangeran Abdullah dan Pangeran Muhammad Amir masih belum dewasa. Justru itu ketika Sultan Tahmidillah I mangkat, pimpinan Kerajaan untuk sementara di serahkan kepada ipar beliau yakni Pangeran Wiranata yang biasa di panggil dengan Pangeran Nata.

Akan tetapi perkembangan selanjutnya ternyata menjadi lain, sebab walaupun ketiga putera mahkota sudah dewasa sang Paman nampaknya seperti tidak rela menyerahkan takhta kepada mereka yang berhak.

Suatu ketika istana kerajaan menjadi gempar, karena Pangeran Abdullah meninggal dunia secara mendadak, karena termakan racun, sama dengan yang di alami Sultan Tahmidillah I (ayahnya) akhirnya terkuak. Bahwa semua ini adalah ulah Pangeran Nata yang sudah lama merencanakan untuk mengambil alih pimpinan kerajaan. Mula – mula Sultan Tahmidillah di racun, kemudian Pangeran Abdullah (menantunya sendiri) karena di ketahuinya Pangeran Abdullah adalah bakal Sultan, (Berdasarkan surat wasiat pangeran / Sultan Tahmidillah I )

Sebagai akibat dari tewasnya Pangeran Abdullah, baik Pangeran Ahmad maupun Pangeran Amir sudah tidak merasa aman lagi tinggal di istana. Keduanya kemudian secara diam – diam meninggalkan istana. Pangeran Ahmad yang berwatak lembut, penyayang, melarikan diri kedaerah Tanah Laut (Pelaihari), sementara Pangeran Muhammad Amir yang berwatak keras menuju Pasir (Tanah Gerogot ) mencari bantuan untuk menyerang sang paman.

Usaha Pangeran Muhammad Amir untuk mencari bantuan mendapatkan hasil yang baik, tidak kurang dari 3000 orang anak buah Arung Trawe semuanya dari Suku Bugis menyatakan kesediaannya menyerang martapura.

Menurut sejarah, pasukan Pangeran Muhammad Amir ini mendarat di Tabanio, terus menuju Martapura. Namun pasukan ini gagal total, karena sang paman ternyata sudah mengantisipasinya dengan meminta bantuan kepada pihak Belanda. Selain berhasil di pukul mundur, Pangeran Muhammad Amir juga berhasil di tangkap dan pada tanggal 14 Mei 1789 Pangeran Muhammad Amir di buang ke Ceylon ( Srilanka ) dan meninggal di pembuangan. Akan halnya Pangeran Ahmad, beliau hidup di daerah Pelaihari sebagai pemimpin rakyat, mengayomi masyarakat dan ( sebenarnya ) sudah melupakan Keraton Martapura ( keinginan menjadi Sultan ).

Sebaliknya Pangeran Wiranata yang sudah mengangkat dirinya sendiri sebagai Sultan dengan gelar Sultan Tahmidillah II masih diliputi perasaan was – was. Oleh karena itu dikirimnya pasukan ke Pelaihari untuk menangkap Pangeran Ahmad. Usaha ini berhasil dengan baik, Pangeran Ahmad akhirnya tertangkap di Gunung Layang – Layang dekat Gunung Matah. Leher beliau dipenggal dan kepala beliau di bawa ke Martapura di serahkan kepada Sultan, sementara badan beliau di kubur / di makamkan disekitar Gunung Layang – layang tersebut. Peristiwa ini terjadi pada Tahun 1808.

Menurut cerita, ketika Pangeran Ahmad berada di Pelaihari, beliau sering melakukan perjalanan kesekitar Gunung keramaian untuk menikmati pemandangan di sekitarnya, memandangi pohon – pohon besar dan hutan, serta melihat sungai yang banyak ikannya. Dengan penuh kebanggaan atas rahmat yang di berikan sang pencipta ( Allah SWT ).

Makam Pangeran Ahmad biasanya di ziarahi warga pada setiap hari kamis, di dekat makam terdapat sebuah sungai kecil, yang dahulunya berair jernih tempat ikan bermain. Menurut tetuha masyarakat Makam Pangeran Ahmad sudah empat atau lima kali berpindah. Awalnya dekat sungai terus naik kedarat.

Diperkirakan, sekitar makam dahulunya adalah sebuah perkampungan, yang di huni oleh banyak orang, karena di antara pendulang emas banyak yang menemukan benda – benda perhiasan sudah jadi, seperti : kalung, giwang, manik – manic, keris dan alat pembubutan.
Konon Makam Pangeran Ahmad tidak mau di beri Kelambu 
 
(dirangkum dari ebrbagai sumber)

No comments:

Post a Comment

DINAMIKA TAKISUNG & PANTAINYA DARI TAHUN KE TAHUN

Takisung  adalah sebuah  kecamatan  yang ada di Kabupaten  Tanah Laut , Provinsi  Kalimantan Selatan ,  Indonesia . Dari segi administ...