Wednesday 2 November 2016

BAJUIN, SHINAGAWA DAN JEPANG

Jepang adalah salah negara yang pernah menjajah Republik Indonesia, hampir seluruh wilayah jajahan Hindia Belanda takluk dan tunduk kepada Jepang, termasuk pula Kalimantan Selatan. Bangsa Jepang datang ke Kalimantan Selatan melalui dua rute pintu masuk. Rute pertama adalah pasukan yang berjalan kaki dari utara, dan yang tiba dengan kapal laut mendarat di Jorong (kabupaten Tanah laut). Pasukan yang berjalan kaki adalah pasukan Angkatan Darat (Rikugun) yang berasal dari Balikpapan, mereka berjalan dan juga menggunakan sepeda menembus route Muara Uya, Tanjung, Amuntai, Barabai, Kandangan dan seterusnya. Akhirnya mereka sampai di Banjarmasin pada tanggal 13 Februari 1942. Sedangkan pasukan yang melalui jalan laut mendarat di Jorong yaitu pasukan yang berasal dari kesatuan Angkatan Laut (Kaigun), tiba di Pelaihari tanggal 13 Februari 1942 dan terus ke Banjarmasin.
Kedatangan tentara jepang (kaigun) yang melalui rute perairan Jorong tidak mengalami perlawanan dari pihak Belanda, karena sebelum Jepang tiba, pegawai sipil dan militer Belanda telah meninggalkan kota Pelaihari. Surat kabar Kalimantan Raya No. 12 tanggal 19 Maret 1942 memberitakan bahwa pada hari Senin, 9 Februari 1942 semua badan-badan pegawai Belanda sudah meninggalkan kota Pelaihari. Sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya kekosongan pemerintahan di Pelaihari, melihat hal tersebut maka tokoh ulama Pelaihari K.H. A. Nawawi dan tokoh masyarakat A. Syairani mengambil inisiatif untuk membentuk sebuah komite Pengamanan Pelaihari.

Pada hari Jum’at tanggal 13 Februari 1942 tentara Jepang bersama-sama utusan perwakilan komite memasuki Pelaihari. Mereka disambut oleh komite dan masyarakat Pelaihari. Kedatangan pasukan Jepang tersebut diiringi dengan musik yang mengalunkan lagu kebangsaan Jepang. Dengan semboyan Jepang sebagai saudara tua maka mereka disambut dengan kehormatan oleh publik dan kegembiraan oleh seluruh tentara. Kemudian salah satu tokoh Pelaihari A. Sairani tampil ke muka menyampaikan pidatonya guna menyambut kedatangan tentara Jepang, dengan harapan kedatangan mereka benar - benar sebagai kawan bukan sebagai lawan.

Bangsa Jepang yang menduduki kota pelaihari banyak melakukan aktifitas, antara lain membuat dapur arang di ranggang juga mendirikan sebuah pabrik di Bajuin, yang menurut masyarakat setempat adalah pabrik biji besi. Kondisi bangunan pabrik tersebut masih nampak terlihat bekas-bekasnya, baik sisa-sisa dinding pabrik, lubang sumur perendaman (konon katanya untuk merendam besi), maupun sisa-sisa material bangunan tersebut. Lokasinya terletak di belakang sekolah SMU Negeri 1 Bajuin, disamping bangunan PDAM yangs sekarang dipagari kawat karena lokasi dimiliki oleh warga setempat.


Salah satu material yang didapati di bekas bangunan pabrik biji besi tersebut adalah sebuah batu bata yang bertuliskan SHINAGAWA berlambangkan SS, dari hasil penelusuran sementara, ada beberapa petunjuk awal dari nama Shinagawa ini yaitu ; Shinagawa nama sebuah Distrik di Jepang, Shinagawa nama sebuah stasiun kereta api di Tokyo, Jepang. Meskipun bernama "Shinagawa", stasiun ini sebenarnya terletak di Minato, yang berada di sebelah utara Shinagawa. Stasiun Shinagawa ini merupakan stasiun pertukaran untuk kereta-kereta JR East, JR Central dan Keikyū. Tōkaidō Shinkansen dan kereta-kereta lainnya yang menuju Semenanjung Miura, Semenanjung Izu, dan wilayah Tōkai di Honshu juga melewati stasiun ini. Stasiun Shinagawa dibuka pada 12 Juni1872 (kalender Gregorius) melayani jurusan antara Shinagawa dan Yokohama dimulai, empat bulan sebelum diresmikannya "jalur kereta api pertama Jepang" antara Stasiun Shiodome (saat itu bernama Stasiun Shimbashi) dan Yokohama (melalui Shinagawa) pada 14 Oktober 1872. Pada 1 Maret1885Jalur Yamanote mulai beroperasi, disusul dibukanya Stasiun Takanawa milik Keikyū pada 11 Maret1924 yang berada di seberang Stasiun Shinagawa. Stasiun Takanawa kemudian diubah namanya menjadi Stasiun Shinagawa dan pindah ke lokasinya yang sekarang pada 1 April 1933.

Selain itu juga, Shinagawa terkait dengan sebagai nama sebuah perusahaan pabrik semen tahan api / Refractories. Perusahan ini berdiri di Jepang pada tahun 1903 dan kini membuka cabang di Indonesia, sampai saat ini shinagawa refractories sudah memilik 3 cabang di 3 negara, yaitu di Jepang, Australia dan Indonesia. Untuk di Indonesia perusahaan PT SHINAGAWA ini beralamat di Jl. LetJend S Parman Kav 77 Slipi Jakarta Barat, sedangkan Warehouse berada di Citeureup Bogor, dengan kategori perusahaan sebagai penyedia bahan baku dan bahan mineral.

Keterkaitan batu bata yang bertuliskan SHINAGAWA- SS ini memang perlu ditindaklanjuti melalui penelitian yang lebih komprehensif sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang memiliki validatas data yang akurat, misalnya ; apakah perusahaan ini benar merupakan pabrik biji besi, kapan pabrik ini dibangun, bagaimana gambaran bentuk pabriknya, apakah pabrik ini sudah berproduksi, siapa saja yang menjadi buruh pabriknya, siapa yang menjadi kepala pabriknya dst.

Dengan didirikannya bangunan pabrik oleh Jepang pada masa lalu di desa Bajuin, maka telah memberikan gambaran kepada kita bahwa daerah Bajuin ini memiliki sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan dan berdayakan.


(dirangkum dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment

DINAMIKA TAKISUNG & PANTAINYA DARI TAHUN KE TAHUN

Takisung  adalah sebuah  kecamatan  yang ada di Kabupaten  Tanah Laut , Provinsi  Kalimantan Selatan ,  Indonesia . Dari segi administ...