Pada satu ketika tak sengaja saya
membaca sebuah status di media social dengan huruf besar dan tebal “NAPADA UNDA
NI RATIK WARA”. Sekilas memang tulisan itu hanya sebuah tulisan dari bahasa
banjar, tetapi apabila kita maknai lebih dalam ternyata kata-kata tersebut
adalah sebuah idiom yang mengandung arti yang sangat dalam.
Kalau kita runtut satu persatu dari
kalimat tersebut, terdiri dari dua kata yaitu ratik dan wara. Ratik dalam terjemahan
bahasa Indonesia artinya sampah sedangkan wara mengandung arti belaka atau hanya.
Jadi kalau didefiniskan dari istilah RATIK WARA menjadi “hanya sebuah sampah
saja”.
Menelisik lebih jauh jika
diterapkan dalam kalimat kehidupan sosial bisa menjadi arti “bukan siapa-siapa”
atau arti lain yang bernada rendah diri
Ada dua makna yang bisa diambil
dari kalimat “saya bukan siapa-siapa”. Yang pertama, memberikan kesan ketidakpedulian
terhadap masalah, konflik, atau topik yang sedang dibicarakan. Yang kedua,
memberikan kesan bahwa pengaruh ucapan ataupun tindakan kita tidak berdampak
besar atau tidak memiliki kekuatan apa-apa.
Makna yang kedua biasanya lebih
populer dipahami dibandingkan makna yang pertama. Makna yang pertama memiliki
prasangka yang negatif dibandingkan yang kedua, (mungkin) karena itulah makna
yang kedua bisa jadi lebih populer dibandingkan yang pertama.
Layaknya bahasa Indonesia yang
berakar dari bahasa Melayu, bahasa Banjar yang banyak digunakan di wilayah
Kalimantan Selatan, beberapa daerah di propinsi Kalimantan lainnya, Riau
(terutama di Indragiri Hilir), bahkan Malaysia, juga memiliki ungkapan atau
idiom, yang mana jika diartikan secara harfiah sangat jauh dan berbeda maknanya
dari yang dimaksud, seperti halnya idiom atau ungkapan dari RATIK WARA.
Ratik wara sebuah ungkapan yang mengandung arti
aku bukanlah siapa-siapa, aku yang tidak memiliki kemampuan apa-apa, tetapi hal
yang harus kita ingat bahwa setiap kepedulian
pada sesuatu harus disertai tindakan. Kita tidak bisa bersikap peduli dan
berbicara “Saya bukan siapa-siapa” jika kita belum ada upaya untuk mengubah
kondisi tersebut. Jika kita sudah berusaha tapi tidak ada respon yang
memuaskan, bisa jadi kita memang bukan siapa-siapa, dan pantas jika kita berucap
“NAPADA UNDA NI RATIK WARA”.